Inilah Beberapa Keistimewaan Menjadi Penghafal Al-Quran, Salah Satunya Bisa Memberi Syafa’at Bagi Dirinya dan Kerabatnya
Inilah Beberapa Keistimewaan Menjadi Penghafal Al-Quran, Salah Satunya Bisa Memberi Syafa’at Bagi Dirinya dan Kerabatnya
Gosipin – Penghafal al-Quran adalah mereka yang diberi anugerah dan karunia khusus oleh Allah SWT untuk membawa serta menjaga al-Quran dengan hati mereka. Maka tak heran jika para penghafal al-Quran diberi kemuliaan besar oleh Allah SWT
Menjadi pengafal al-Quran atau seorang hafidz akan selalu istimewa. Tak semua orang bisa dan mampu serta punya kesempatan untuk menghafal al-Quran. Maka jangan heran ketika Allah SWT menjanjikan kemuliaan besar bagi mereka yang hafal al-Quran dan berahlak seperti ahlak al-Quran.
Al-Qur’an merupakan masdar atau sinonim dari kata qira’ah yang berarti bacaan, sebagaimana tersebut dalam surat al-Qiyamah ayat 17-18 :
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ – فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
Pendapat lain mengenai pengertian al-Qur’an ini datang dari Manna’ al-Qathan yang merumuskan pengertian al-Qur’an sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang bernilai ibadah dalam membacanya.
R. Wahidi & M. Syukron Maksum dalam Beli Surga dengan Al-Qur’an, menjelaskan lima macam keistimewaan menjadi penghafal Al-Quran.
1. Didahulukan Menjadi Imam Shalat
Sebagaimana diriwayatkan oleh ibnu Mas’ud al-Ansori, bahwa Nabi SAW. Bersabda,
يَؤُمُّ الْقَوْمَ اَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ
“Yang paling berhak memimpin kamu adalah yang paling bagus bacaan al-Qur’annya diantara kamu.” (H.R.Muslim)
Di dalam salat, seorang penghafal al-Quran mempunyai peran penting karena ia yang lebih berhak menjadi imam di antara mereka. Seorang imam harus fasih dalam melafalkan ayat-ayatnya, sehingga nantinya memberikan pengaruh bagi imam itu sendiri dan makmumnya. Ketika imam membaca ayat-ayat tentang siksa ia akan menangis karena ia mengetahui ayat yang dibaca.
Ketika membaca ayat sajdah, ia akan melakukan sujud. Hal ini tidak mungkin dilakukan bagi orang yang tidak mengetahui ayat-ayat sajdah. Disini bukan berarti orang yang tidak hafal al-Qur’an tidak boleh menjadi imam shalat. Namun, mereka ahli al-Qur’an lah yang lebih utama atas mereka.
2. Kedudukan Penghafal al-Quran Berada Sesuai Akhir Ayat yang Dibaca
Nabi Saw bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Dikatakan kepada pemilik (penghafal-penghafal) al-Qur’an akan diperintahkan bacalah dan bangkitlah! Bacalah sebagaimana kamu membaca di dunia! Maka sesungguhnya kedudukanmu berada pada akhir ayat yang kamu baca.” (HR. Ahmad)
Menurut Albani, yang dimasud ‘membaca’ di sini adalah menghafal al-Qur’an dan yang dimaksud dengan shahib al-Qur’an adalah orang yang menghafal al-Qur’an disertai pemahaman yang baik tentang al-Qur’an.
3. Al-Qur’an Memberi Syafa’at bagi Peghafalnya
Dari Abi Umamah al-Bahily. Ia mengatakan pernah mendengar Nabi bersabda:
اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه اقرءوا الزهراوين البقرة وسورة آل عمران فإنهما تأتيان يوم القيامة كأنهما غمامتان أو كأنهما غيايتان أو كأنهما فرقان من طير صواف تحاجان عن أصحابهما اقرءوا سورة البقرة فإن أخذها بركة وتركها حسرة ولا تستطيعها البطلة قال معاوية بلغني أن البطلة السحرة
“Bacalah al-Qur’an, maka sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti sebagai pemberi syafa’at kepada pemiliknya, bacalah az-Zahrawain (dua surat cahaya) yakni surat al-Baqarah dan Ali Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang membantangkan sayapnya (bersambung satu dengan yang lainnya), keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca kedua surat tersebut. Bacalah pula surat al-Baqarah. Mengambil surat tersebut adalah suatu keberkahan dan meninggalkannya akan mendapat penyesalan. Para tukang sihir tidak mungkin menghafalnya.” (HR.Muslim)
Hadis di atas memerintahkan kita untuk membaca al-Qur’an, karena dengan membaca al-Qur’an maka kelak pada hari kiamat akan menjadi penolong bagi pembacanya. Hadis ini juga menerangkan keutaman bagi orang yang membaca atau menghafalkan al-Qur’an surat al-Baqarah dan ali-Imran. Kedua surat ini akan menjadi pembela atau hujjah bagi pembaca atau penghafalnya.
4. Satu Hal Yang Manusia Boleh Hasud Kepadanya
Dari Ibnu Umar. Nabi Saw bersabda,
“Tidak diperbolehkan hasud kecuali pada dua hal: seseorang yang diberi Allah al-Qur’an, dan menyibukkan diri siang dan malam dan seseorang yang diberi harta, kemudian dari harta itu ia infakkan pada siang dan malam hari.”
Pengertian hasud secara umum adalah sikap seseorang yang mengharapkan agar nikmat yang diterima oleh orang lain hilang padanya. Dan hukum orang yang melakukan hasud adalah Haram. Sedangkan hasud yang dimaksud hadis diatas adalah ghibah, yakni seseorang yang menginginkan untuk memperoleh kebaikan seperti apa yang diperoleh orang lain, tanpa berkeinginan nikmat yang diterima orang lain itu hilang darinya. Hasud yang seperti ini diperbolehkan dalam agama islam.
5. Ibarat Rumah yang Indah
Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah Saw bersabda,
“Sesungguhnya seseorang yang didalam jiwanya tidak ada sedikit pun dari al-Qur’an, ibarat sebuah rumah yang rusak”
Jiwa yang kosong akan mudah dirasuki oleh setan. Jiwa yang selalu di isi dengan kalimat-kalimat penyejuk berupa ayat-ayat al-Qur’an agar hati selalu mengingatnya dan Allah pun memberikan petunjuknya, sehingga hati menjadi tenang dan jernih.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.ar-Ra’du :28)
Demikian penjelasan tentang keistimewaan para penghafal Al-Quran.
Posting Komentar untuk "Inilah Beberapa Keistimewaan Menjadi Penghafal Al-Quran, Salah Satunya Bisa Memberi Syafa’at Bagi Dirinya dan Kerabatnya"