Sejarah Berdirinya Ka’bah, Perjuangan Keras Ibrahim dan Ismail
Sejarah berdirinya ka’bah tentunya menjadi informasi pengetahuan penting yang bisa menambahkan wawasan kita mengenai ilmu agama Islam.
Jangan sampai kita umat Islam tidak tahu bagaimana sejarahnya sampai saat ini ka’bah bisa berdiri kokoh dan menjadi kiblatnya umat muslim di seluruh dunia. Mendengar kata ka’bah, tentunya bukan menjadi hal yang asing lagi bagi umat muslim.
Mengulik Sejarah Berdirinya Ka’bah dalam Islam
Sudah tahukah Anda mengenai bagaimana sejarah berdirinya ka’bah? Mungkin mendengar kata ka’bah sudah bukan suatu hal yang asing lagi, akan tetapi tidak ada salahnya apabila juga mengetahui mengenai bagaimana dan mengapa apa itu bisa berdiri bahkan menjadi kiblat untuk ibadah shalat semua umat muslim?
Bagi Anda yang belum mengetahui mengenai sejarah rumah Allah tersebut, tidak ada salahnya apabila Anda menyimak penjelasan berikut ini.
Perlu menjadi pengetahuan penting untuk Anda bahwasanya berdirinya rumah Allah dan Masjidil Haram tidak bisa lepas dari sejarah perkembangan agama Islam di tanah suci Mekkah.
Nyatanya, tampilan ka’bah terus-menerus mengalami perubahan dari masa ke masa. Apabila semula merupakan bangunan dengan berbentuk kotak di tengah gurun pasir sekarang ini, bangunan megah tersebut juga sudah disertai dengan Hajar Aswad di tengah Masjidil Haram.
Sebelum kita lanjut ke pembahasan mengenai sejarah berdirinya ka’bah, perlu Anda catat bahwa secara bahasa ka’bah merupakan Baitul Murabba’. Artinya adalah bangunan dengan berbentuk persegi 4.
Selain itu, ka’bah atau rumah Allah juga mempunyai makna Al-Ghurfah yang artinya adalah kamar-kamar. Bukan hanya itu saja, akan tetapi juga Al-‘Uluwal-Murtafi’ah dengan bangunan yang muncul ke permukaan tanah.
baca juga: Asal Usul Jilbab dalam Islam Penting Diketahui, Berikut Ini Sejarahnya
Pada Masa Ibrahim Alaihissalam
Seperti penjelasan pada bagian awal bahwasanya sejarah berdirinya ka’bah tidak bisa luput dari Nabi Ibrahim As. Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 96 sampai dengan 97 menjelaskan, salah satu kewajiban manusia terhadap Allah adalah pergi untuk melaksanakan haji bagi mereka yang mampu. Barang siapa yang mengingkari kewajiban haji tersebut ketahuilah bahwa Allah adalah yang maha kaya.
Al-Azraqy meriwayatkan dari Ibnu Juraji, Ali Bin Abi Thalib mengatakan bahwasanya Ibrahim melangkah dengan diiringi malaikat, burung dan awan.
Mereka adalah penunjuk jalan, sehingga Ibrahim mampu menempati Baitul haram. Seperti halnya laba-laba yang menempati rumahnya.
Dia juga melakukan penggalian serta memunculkan pondasi dasarnya yang besar punggung unta. Batu besar itu hanya bisa digerakkan oleh laki-laki 30 orang. Hal tersebut merupakan awal dari sejarah berdirinya ka’bah.
Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim As, “dan buatkan untuk-Ku sebuah rumah”. Kemudian Nabi Ibrahim pun bertanya kepada Allah SWT, “Wahai Allah Tuhanku, Di manakah aku harus membangunnya?”.
Selanjutnya menjawab dengan firman-Nya “akan kami Tunjukkan kepadamu. Setelah itu, Allah mengutus awan yang berkepala untuk menyampaikan pesan kepada Nabi Ibrahim. “Wahai Ibrahim, sungguh Tuhanmu telah menyuruhmu untuk membuat garis sebesar awan ini”.
Mendengar perintah dari awan tersebut, dari Nabi Ismail tersebut segera melihat ke arah awan dan mengambil ukurannya. Melihat asli dari Nabi Ibrahim As, awan utusan Allah kemudian bertanya: “Apakah sudah engkau lakukan?”
“Iya”. Jawab Nabi Ibrahim. Telah memastikan bahwa Nabi Ibrahim sudah melakukan perintah dari Tuhannya tersebut, awan itu pun menghilang dan Allah segera menghadirkan pondasi yang menancap dari bumi.
Selanjutnya akan Nabi Ibrahim bangun. Itulah, sejarah berdirinya ka’bah yang merupakan kiblat untuk ibadah salat umat muslim.
Pencarian Hajar Aswad
Sejarah berdirinya ka’bah selanjutnya adalah dengan proses pencarian Hajar Aswad. Sudah menjadi pengetahuan untuk kita bahwasanya dalam salah satu bagian ka’bah terdapat batu hitam yakni Hajar Aswad.
Dalam penjelasan Ibnu Katsir menjelaskan bahwasanya ketika pembangunan Baitullah sudah hampir selesai, akan tetapi masih terdapat ruang kosong untuk menutupi temboknya.
Maka, berangkatlah Nabi Ibrahim kepada anaknya. Sang ayah meminta Ismail untuk mencari sebuah batu agar ruang kosong tersebut tertutupi. “Pergilah engkau wahai anakku, carilah batu besar yang bagus untuk aku letakkan di salah satu sudut Baitullah sebagai penanda bagi manusia”.
Sejarah berdirinya ka’bah pun berlanjut, Ismail pun menuruti perintah dari Nabi Ibrahim. Kemudian ia pergi menuju ke suatu bukit ke bukit lainnya untuk mencari dan menemukan batu terbaik. Saat dalam proses pencarian batu tersebut Nabi Ismail bertemu dengan Jibril. Jibril memberikan batu hitam besar yang bagus.
Lalu, dengan senang hati Ismail menerima pemberian dari malaikat Jibril tersebut. Itu, iya mengabarkan kepada ayahnya tentang kegembiraan yang sudah berhasil mendapatkan batu terbaik tersebut. Bahkan, ayah Nabi Ismail ikut bergembira serta mencium batu tersebut berkali-kali.
Sebagaimana penjelasan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 127:
Setelah proses pembangunan dan peletakan Hajar Aswad selesai, pada saat itu juga Allah berfirman bahwa ka’bah merupakan tempat yang suci untuk umat Islam. Selain itu, Allah juga memerintahkan untuk menjadikan sebagai tempat salat, thowaf, juga itikaf.
Nah, bagi Anda yang belum mengetahui bagaimana sejarah berdirinya ka’bah, penjelasan mengenai bagaimana ka’bah itu ada menjadi ilmu yang bermanfaat untuk Anda. (Muhafid/R6/HR-Online)
Posting Komentar untuk "Sejarah Berdirinya Ka’bah, Perjuangan Keras Ibrahim dan Ismail"