Subhanallah! Niat Membunuh Rasulullah, Umair Bin Wahb Justru Memeluk Islam, Begini Kisahnya
Ilustrasi Sahabat Nabi (Republika)
Gosipin-Salah seorang pahlawan dalam memerangi kaum Quraisy adalah Umair bin Wahb Al Jumani. Ketika terjadi Perang Badar, ia menjadi salah satu komandan pasukan, dan sempat memperingati mundur kepada Abu Jahal yang menjadi komandan pasukan tertinggi. Namun saran dari Umair diabaikan oleh Abu Jahal.
Akan tetapi, setelah kekalahan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar, jiwa kepahlawanan Umair seakan terganggu. Karena hal tersebut, ia pernah sempat sesumbar untuk membunuh Rasulullah SAW. Namun karena keadaannya yang miskin, hutangnya yang melilit dan kewajibannya menanggung kehidupan keluarga membuatnya mengurungkan niat tak terpuji itu.
Pada saat mendengar perkataan Umair, Shafwan bin Umayyah, yang ayahnya tewas di Perang Badar, yaitu Umayyah bin Khalaf, bekas tuan dari budak Bilal bin Rabbah, melakukan pertemuan rahasia dengan Umair bin Wahb di sebuah tempat sepi yaitu dekat batu besar. Ia memberikan penawaran kepada Umair bin Wahb untuk membalaskan dendam untuk membunuh Rasulullah SAW. Ia diiming-imingi mendapatkan beberapa hal. Diantaranya adaah perjalanannya ke Madinah akan dibiayai, hutang-hutangnya dilunasi dan kehidupan keluarganya akan dijamin. Kemudian Umair bin Wahb setuju dengan penawaran tersebut.
Akhirnya Umair bin Wahb berangkat ke Madinah dengan pedang terhunus. Setibanya di Madinah, Umar bin Khattab yang mengetahui kedatangannya kemudian melaporkannya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, musuh Allah Umair bin Wahb datang, ijinkanlah saya membunuhnya!!”.
Akan tetapi, Rasulullah SAW melarang Umar bertindak apapun. Namun begitu, ia sendiri yang menyambut Umair dan sambil berpesan kepada orang-orang Anshar, “Waspadalah terhadap lelaki keji ini, bawalah dia kepada Rasulullah SAW…!”.
Sesampainya di hadapan Rasulullah SAW, beliau langsung bersabda, "Wahai Umair, untuk apa engkau datang kemari?"
Kala itu, Umair mencoba mengelabui Rasulullah SAW. Ia berasalan bahwa kedatangannya untuk menebus tawanan yang ditahan pasukan muslim di perang Badar. Soal pedangnya yang terhunus, ia mengatakan hanya karena lupa saat turun dari kendaraannya tadi. Namun Rasulullah SAW terus mendesak, dengan bersabda, "Jujurlah, apa yang membawamu kemari?".
Umair masih bertahan dengan alasannya soal tawanan itu, dan Rasulullah SAW bersabda, "Lalu apa yang dijanjikan Shafwan bin Umayyah di dekat batu itu?"
Pertanyaan itu membuat Umair bin Wahb terkejut, dan berkata, "Ia tidak menjanjikan sesuatupun,"
Lantas Rasulullah SAW bersabda, "Bukankah engkau menyanggupi untuk membunuhku, dengan imbalan ia akan membayar hutang-hutangmu dan menjamin kehidupan keluargamu? Namun Allah SWT pasti akan mencegah niatmu itu,".
Umair berkata seakan tak percaya, "Demi Allah, saat itu tidak ada orang lain selain aku dan Shafwan, sungguh benar apa yang engkau katakan. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya,".
Atas keislamannya Umair itu, Rasulullah SAW sangat gembira, dan berkata pada para sahabatnya, "Ajarilah saudaramu ini Al-Qur'an dan lepaskanlah tawanan yang ia inginkan".
Di waktu yang sama, di Kota Makkah, Shafwan bin Umayyah sudah menggembar-gemborkan rencananya kepada penduduk Makkah dan selalu menanyakan kepada orang-orang yang datang atau lewat dari Madinah. Namun ia kecewa ketika berita yang didengarnya bukan tentang terbunuhnya Rasulullah SAW melainkan masuk islamnya Umair bin Wahb.
Setelah kembali ke Makkah, Umair justru menjadi pendakwah Islam dan tidak ada orang kafir Quraisy yang berani menghalanginya. Hingga kemudian ia memutuskan untuk berhijrah ke Madinah bersama banyak sekali orang Quraisy yang telah masuk Islam karena ajakannya.
Kemudian setalah, peristiwa Fathul Makkah, Umair bin Wahb-lah yang mengajak Shafwan bin Umayyah kembali ke Makkah setelah dia berniat akan melarikan diri ke Yaman. Walau bagaimanapun, Umair merasa bahwa keislamannya tidak lepas dari peran sahabatnya tersebut. Kendati saat itu dengan niat yang salah. Umair ingin Shafwan merasakan kenikmatan di dalam Islam, seperti halnya ia telah merasakannya. Hingga setelah Perang Hunain, Shafwan bin Umayyah memeluk Islam. Subhanallah.
Posting Komentar untuk "Subhanallah! Niat Membunuh Rasulullah, Umair Bin Wahb Justru Memeluk Islam, Begini Kisahnya"